Makalah Leptospirosis
Disusun Oleh :
HESTY KARTIKA DEWI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perubahan iklim sekarang sering terjadi tidak menentu,
termasuk meningkatnya kejadian banjir di seluruh dunia, membuat kemungkinan
kejadian Leptospirosis global akan meningkat. WHO percaya angka kematian
Leptospirosis mungkin antara 5% sampai 25% dari pasien yang terinfeksi. Ini
tidak berarti bahwa orang yang terinfeksi dengan akses ke pelayanan kesehatan
yang tepat memiliki risiko kematian yang sama.
Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi lebih
sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Leptospirosis dapat juga
terjadi di pemukiman miskin di kota-kota besar negara berkembang yang tidak
berada di daerah tropis.
Berikut ini adalah area/negara/benua yang dikenal
memiliki insiden tertinggi Leptospirosis, antara lain: Afrika, India, Cina,
Amerika Tengah, Brasil, Karibia, Asia Tenggara, dan Rusia Selatan. Kasus
infeksi juga dilaporkan di beberapa hotspot wisata seperti: Selandia Baru,
Australia, Hawaii, dan Barbados.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan penyakit Leptospirosis?
2.
Apa saja tanda dan gejala Leptospirosis?
3.
Apa penyebab Leptospirosis?
4.
Bagaimana proses penularan Leptospirosis?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyakit
Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis merupakan suatu
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp. Penyakit ini paling
sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di
kulit melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air
kencing hewan. Bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput
lendir. Hewan yang umum menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang,
opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian
besar di Indonesia Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus.
Menurut WHO (World Health Organization),
sekitar 10 juta orang diperkirakan terserang Leptospirosis setiap tahun.
Tingkat kematian penyakit ini sulit untuk dihitung, karena Leptospirosis
cenderung terjadi di beberapa bagian dunia dengan pelayanan kesehatan
masyarakat yang sangat mendasar yang tidak secara rutin melaporkan banyak
penyebab kematian.
2.2. Tanda dan Gejala
Penyakit Leptospirosis
Tanda-tanda dan gejala Leptospirosis biasanya
muncul secara tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari setelah seseorang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau
sesudahnya. Ada dua jenis utama penyakit Lepitospirosis, yaitu : Leptospirosi
ringan dan Leptospirosis berat. Kedua jenis Leptospirosis ini memiliki tanda
dan gejala sebagai berikut:
2.2.1 Tanda dan Gejala
Leptospirosis Ringan
Adapun
beberapa tanda dan gejala Leptospirosis ringan yaitu :
1. Menggigil
2. Batuk
3. Diare
4. Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
5. Demam tinggi
6. Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan
betis
7. Mual
8. Hilang nafsu makan
9. Mata
merah dan iritasi
10. Nyeri Kulit
Orang yang terkena gejala leptospirosis biasanya membaik
dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan. Sebagian kecil dari mereka tidak
membaik, dan akan menderita Leptospirosis berat.
2.2.2 Tanda dan Gejala
Leptospirosis Berat
Tanda dan gejala ini akan muncul beberapa
hari setelah gejala Leptospirosis ringan telah menghilang. Tanda dan gejala
tergantung pada organ vital yang telah terpengaruh oleh bakteri Leptospira sp.
1. Tanda dan gejala ketika jantung, hati dan
ginjal yang terkena:
a. Kelelahan
b. Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
c. Nyeri otot
d. Mual
e. Mimisan
f. Nyeri di dada
g. Sesak nafas
h. Hilang nafsu makan
i. Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
j. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
k. Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Orang yang terkena gejala leptospirosis
berat yang tidak diobati bisa mengalami gagal ginjal yang mengancam jiwa.
2.
Tanda dan gejala ketika otak yang terkena
Meningitis mengacu pada infeksi pada
lapisan luar otak, sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi jaringan otak.
Tanda-tanda dan gejala bagi meningitis dan ensefalitis adalah serupa, dan dapat
mencakup:
a. Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan, tidak
berubah warna atau memudar
b. Kebingungan atau disorientasi
c. Mengantuk
d. Kejang
e. Demam tinggi
f. Mual
g. Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
h. Masalah dengan gerakan fisik
i. Leher kaku
j. Pasien tidak dapat berbicara
k. Muntah
l. Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati dapat
mengakibatkan kerusakan otak serius, dan dapat mengancam nyawa.
2. Tanda dan gejala ketika paru-paru yang terkena
Tanda dan gejala ini adalah yang paling serius dan
mengancam nyawa. Hilangnya fungsi paru-paru, ketika pasien tidak bisa bernapas
adalah kondisi fatal.
Tanda dan gejalanya dapat
meliputi:
a. Demam tinggi
b. Sesak nafas
c. Batuk darah
Dalam
kasus yang parah, akan ada begitu banyak darah sehingga menyebabkan pasien
tersedak.
2.3. Penyebab Penyakit
Leptospirosis
Penyakit Leptospirasis ini umumnya disebabkan oleh
bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira sp merupakan golongan bakteri yang
biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga,
burung, landak, kelelawar dan tupai. Bakteri ini mendiami ginjal dan
dikeluarkan ketika hewan tersebut buang air kecil, dan menginfeksi tanah atau
air. Kontaminasi tersebut dapat bertahan dalam tanah atau air selama
berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi melalui:
a. Minum air yang terkontaminasi.
b. Melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar dan
memiliki luka terbuka di kulit.
3. Mata, hidung atau mulut melakukan kontak
dengan air atau tanah yang tercemar.
4. Melakukan kontak dengan darah hewan yang
terinfeksi (kurang umum).
Manusia tidak umum terinfeksi Leptospira, akan tetapi
umumnya wabah dapat muncul ketika ada banjir. Manusia jarang menginfeksi
manusia lain, tetapi mungkin melakukannya selama hubungan seksual atau
menyusui.
2.4. Proses Penularan Penyakit Leptospirosis
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi,
kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di
Indonesia, penularan paling sering melalui tikus. Air kencing tikus terbawa
banjir kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit yang
terluka, selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi setitik urin tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian
dimakan dan diminum manusia.
Saat masuk ke ginjal, kuman akan melakukan migrasi ke
interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis
interstitial dan nekrosis tubular. Ketika berlanjut menjadi gagal ginjal
biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler. Pada gangguan hati, akan tampak nekrosis
sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer, yang terjadi karena disfungsi
sel-sel hati. Leptospira juga dapat menginvasi otot skletal dan menyebabkan
edema (bengkak), vacuolisasi miofibril, dan nekrosis lokal.
Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi
sirkulasi. Dalam kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler.
Gangguan paru adalah mekanisme sekunder dari kerusakan pada alveolar and
vaskular interstisial yang mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat
menginvasi cairan humor (humor aqueus) mata yang dapat menetap dalam beberapa
bulan, seringkali mengakibatkan uveitus kronis dan berulang.
Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat
tetapi lebih sering terjadi self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini,
respon imun siostemik dapat mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu
reaksi gejala inflamasi yang dapat mengakibatkan secondary end-organ injury.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke
pasien. Masa inkubasi leptospirosis adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di
aliran darah, bakteri ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan
gangguan khususnya hati dan ginjal.
Penularan tidak langsung terjadi melalui genangan air,
sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan seperti
tikus, umumnya terjadi saat banjir. Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada
musim kemarau karena sumber air yang sama dipakai oleh manusia dan hewan.
Sedangkan untuk penularan secara langsung dapat terjadi pada seorang yang
senantiasa kontak dengan hewan (peternak, dokter hewan). Penularan juga dapat
terjadi melalui air susu, plasenta, hubungan seksual, pecikan darah manusia
penderita leptospira meski kejadian ini jarang ditemukan.
2.5. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Berdasarkan dari sumber yang di peroleh, menurut Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS,
DTM&H, DTCE, selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memberikan saran
untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dengan cara menghindari
tikus yang berkeliaran di sekitar kita. Kemudian hindari juga bermain air
ketika banjir apalagi jika memiliki luka. Sebaiknya menggunakan pelindung
seperti sepatu boot bila terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika
mengalami demam.
BAB III
KESIMPULAN
1. Penyakit Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp.
2. Bakteri Leptospira sp merupakan golongan bakteri yang
biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga,
burung, landak, kelelawar dan tupai.
3. Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke
manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air
atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan.
4. Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus,
Leptospirosis popular disebut penyakit kencing tikus.
5. Ada dua jenis utama penyakit Lepitospirosis, yaitu :
a. Leptospirosi ringan
b. Leptospirosis berat
6. Untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dapat
dilakukan dengan cara:
a. Menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar kita.
b. Menghindari bermain air ketika banjir apalagi jika
memiliki luka.
c. Sebaiknya menggunakan pelindung seperti sepatu boot bila
terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika mengalami demam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014.
http://wikipedia.org.co.id. (Diakses tanggal 22 Februari 2014)
Anonim. 2014.
http://ciricara.com/2012/06/20/apa-itu-penyakit-leptospirosis/.
(Diakses tanggal 22 Februari
2014)
Tabloid Gaul Edisi ke-4.
2014. Awas, Kena Leptospirosis Saat Banjir.
http://tirmaputri.blogspot.co.id/2015/03/makalah-leptospirosis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar