Kamis, 07 Januari 2016

LAPORAN PRAKTIK “ KUNJUNGAN KE PDAM SURAKARTA “





LAPORAN PRAKTIK
“ KUNJUNGAN KE PDAM SURAKARTA “

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PAPLC-A



Disusun Oleh :
1
Ardi S
P07133114008
7
Galuh P.
P07133114013
2
Amalia N.
P07133114006
8
Hesty K.D
P07133114022
3
Anggrahita G
P07133114007
9
Rosalinda
P07133114033
4
Desiana D.R
P07133114010
10
Tantri S.
P07133114036
5
Disca P.C
P07133114014
11
Tiara Ikka
P07133114038
6
Erni L.
P07133114017




KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik mata kuliah PAPLC-A dengan judul KUNJUNGAN KE PDAM SURAKARTA ini dapat selesai tepat waktu. Terwujudnya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak maka kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.        Bapak Yamtana, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan kesehatan lingkungan.
2.        Bapak Narto, BE, STP, MP , Bapak H.Purwanto, S.ST, M.Si, dan Bapak Bambang Suwerda, SST, M.Si selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah PALPLC-A.
3.        Bapak Ibnu Rois, SST selaku instruktur lapangan mata kuliah PAPLC-A.
4.        Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberi motivasi dan bantuan baik secara moril maupun spiritual.
5.        Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

            Kami sadar bahwa laporan ini belum sempurna, masih banyak kekurangan serta masih membutuhkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan laporan praktik ini, untuk itu kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun. Demikian yang dapat kami tulis, kami berharap Laporan praktik ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan.


Yogyakarta, Januari 2016


Penyusun




BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
       Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta adalah sebuah perusahaan yang mengelola dan mensuplai kebutuhan air bersih untuk wilayah Surakarta. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, PDAM Surakarta terus melakukan perbaikan pelayanan dengan meningkatkan kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas produksi dan juga melalui perbaikan- perbaikan sistem jaringan distribusi.
       Sistem jaringan distribusi yang diterapkan oleh PDAM Surakarta adalah "Sistem Jaringan Tertutup". Air yang didistribusikan berasal dari beberapa sumber mata air, instalasi pengolahan air (IPA) dan sejumlah sumur dalam yang tersebar diseluruh wilayah Surakarta. Dengan sistem jaringan tertutup tersebut PDAM Surakarta berharap dapat mendistribisikan air bersih secara merata dan seimbang diseluruh lokasi jaringan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Air bersih dari sumber-sumber tersebut ada yang langsung didistribusikan kepada pelanggan dan ada pula yang ditampung kedalam reservoir-reservoir sebagai pusat penampungan air sementara untuk menjaga air yang didistribusikan agar tetap berada pada tekanan tertentu.
       PDAM Surakarta memiliki kapasitas produksi sebesar 895,61 liter/detik. Sumber tersebut diambil dari sumber mata air Cokrotulung yang menggunakan sistem gravitasi dengan kapasitas produksi 387 liter/detik, 26 buah sumur dalam yang menggunakan sistem pompa dengan kapasitas total 476,73 liter/detik dan air baku dari Instalasi Pengolahan Air Jurug dengan kapasitas produksi 31,88 liter/detik. Selain sumber-sumber air tersebut PDAM Surakarta juga memiliki beberapa   reservoir   dengan   kapasitas   tampungan   total   sebesar   9.140   m3.
       Dengan  kapasitas  yang  ada  tersebut,  PDAM  Surakarta  baru  mampu melayani kebutuhan air masyarakat Surakarta sebesar 55,77 %, padahal target cakupan pelayanan yang ingin dicapai adalah sebesar 80 % dari seluruh penduduk Kota Surakarta. Cakupan pelayanan yang rendah tersebut akan semakin menurun lagi bila PDAM Surakarta tidak melakukan penambahan kapasitas produksi atau melakukan optimasi jaringan distribusi yang sudah ada, karena disatu sisi kebutuhan air masyarakat Surakarta terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisa kebutuhan air, pada tahun 2010 PDAM Surakarta akan menagalami kekurangan kapasitas produksi sebesar 460 liter/detik, dan tahun 2015 mengalami kekurangan sebesar 635 liter/detik. Maka dari itu, dalam rangka pengembangan ke depan,  PDAM  Surakarta  akan  berupaya  meningkatkan  cakupan  pelayanannya baik melalui program  mendesak, program jangka menengah maupun  program jangka panjang.
       Selain  kondisi  cakupan  pelayanan  yang masih  rendah,  ditemukan  juga permasalahan-permasalahan    lain       seperti  besarnya tingkat kebocoran dan pendistribusian air yang tidak merata. Dengan adanya distribusi air yang tidak merata ini maka sering terjadi kawasan-kawasan tertentu yang mengalami kekurangan air. Kawasan ini biasanya adalah tempat-tempat yang jauh dari jalur- jalur jaringan distribusi utama. Waktu terjadinya kekurangan air biasanya pada saat-saat tertentu yaitu pada jam-jam pemakaian padat pagi hari berkisar antara jam 05.00 hingga jam 07.00 dan sore hari jam 16.00 hingga jam 18.00.
       Dalam  rangka  peningkatan  pelayanan,  terutama  dalam  hal  optimasi jaringan distribusi yang telah ada, terlebih dahulu harus diketahui kondisi sistem distribusi yang ada saat ini, baik itu berupa besarnya aliran pada masing-masing pipa, head (energi persatuan berat air) pada setiap titik, headloss (kehilangan energi) air selama melewati pipa, dan juga besarnya tekanan air pada tiap titik pada pipa. Dengan diketahuinya nilai-nilai parameter jaringan distribusi tersebut maka diharapkan kegiatan optimasi jaringan distribusi akan lebih efektif karena bisa menyesuaikan nilai-nilai parameter tersebut pada suatu lokasi dengan standar yang dibutuhkan.
       Dengan adanya perencanaan optimasi jaringan distribusi yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan PDAM Surakarta. Dengan perencanaan ini diharapkan terjadi keseimbangan antara kemampuan supply dengan demand yang tersebar di seluruh jaringan. Maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis distribusi aliran air yang ada di PDAM Surakarta.
       Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyelesaiakan sistem- sistem persamaan aliran air pada saluran pipa untuk jenis saluran paralel maupun saluran bercabang. Dua metode yang biasa digunakan adalah metode Hardy Cross dan metode Simultaneous Loop Equations. Karena metode Hardy Cross menyelesaiakan setiap persamaan loop secara sendiri-sendiri dan terpisah dari sistem jaringan secara keseluruhan, maka metode ini kelihatan lebih simpel. Berbeda dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Simultaneous Loop Equations. Metode ini menyelesaiakan satu persamaan loop secara simultan dengan melibatkan pengaruh loop-loop yang lain yang ada dalam sistem jaringan.  Walaupun sedikit lebih rumit, namum metode ini akan lebih efektif karena nilai yang optimal akan segera dicapai dengan iterasi yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode Hardy Cross (Ronald V Giles,1986).
       Sebagai pilot cell dalam penelitian ini akan dipilih wilayah Sondakan, mengingat wialayah ini telah terbentuk sebagai satu sub-zone yang jelas. Pada wilayah ini jaringan perpipaan yang ada merupakan jaringan perpipaan yang telah tertutup dan dapat dipisahkan dari sistem jaringan yang lain dengan mudah. Dan selain itu semua jaringan perpipaan telah teridentifikasi dengan baik.
       Untuk itu dalam rangka pembelajaran mata kuliah Penyehatan Air kami mahasiswa Semester 3 prodi D – III Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan kunjungan di PDAM Surakarta agar mengetahui bagaimana proses pengolahan Air baku menjadi air bersih dan siap dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Solo.

B. TUJUAN
1.    Untuk mengetahui bagaimana cara pengolaan air bersih di PDAM Surakarta.
2.    Untuk mengetahui dari mana sumber-sumber air yang di kelola PDAM Surakarta.
3.    Untuk mengetahui indikator-indikator yang di uji coba  dalam proses pengolaan air            bersih di PDAM Surakarta.

C. MANFAAT
1.    Bagi Prodi Kesehatan Lingkungan sebagai pedoman untuk melakukan praktik        lapangan selanjutnya agar memperoleh hasil yang baik.
2.    Bagi PDAM Surakarta agar dapat lebih baik lagi dalam pengolaan air bersih bagi   masyarakat Surakarta



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. PENGERTIAN DAN SEJARAH PDAM
       PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo.
      
       Perusahaan AirMinumSurakartadibanguntahun1929olehPakuBuwonoXpada saatthedakanpada tahun1925. Pelaksanaanpembangunandiserahkanpada NV HoogdrukWater LeidingHoofplaatsSurakartaenOmstreken. Pada jaman pendudukan Jepang, berubah namamenjadi SoloSuido Syo dan diambil alih oleh PemerintahRepublikIndonesiasetelahProklamasi17Agutus1945.Padatanggal 9April1960pengelolaandialihkankepadaDinasPenghasilanDaerahKotamadya DatiIISurakarta.

Untuk  dapat  memenuhi pertumbuhan  dan  perkembangan  perusahaan, maka berdasarkan PeraturanDaerahNomor3tahun1977tanggal21Mei1977, statusdari SeksiAir Minumpada Dinas PendapatanDaerahditingkatkanmenjadi PerusahaanDaerahAirMinumKotamadyaDatiII Surakarta.DanBerdasarkan SuratKeputusanWalikotamadyaKepalaDatiIISurakartaNomor002Tahun 1998tanggal26Juni1998tentang SusunanOrganisasidanTataKerja Perusahaan DaerahAirMinumKotamadyaDaerahTingkatII Surakartayangmenugasi perusahaaniniuntukmengelolaairbersihdanairlimbah.Padatanggal16Januari 2004telahditetapkanPeraturanDaerahKotaSurakartaNo.1Tahun2004tentang Perubahan atas PeraturanDaerah Nomor3 Tahun1977 tersebut di atas.


B. PENGERTIAN AIR MINUM
            Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)

B. SYARAT DAN KUALITAS AIR MINUM
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum, dimanapersyaratan yang dimaksud adalah dari segi kualitas air yang meliputi kualitasfisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Permenkes No.492 TAHUN 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum).Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusiair bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuanstandar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihidosis yang telah ditetapkan. Pengertian standar kualitas air minum adalah batasoperasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan nonteknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi,tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria airmerupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan hubungan dosis dan responefek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur pengotormencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam waktu tertentu.Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakanantara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameterfisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.




BAB II
                                                HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari / tanggal          : Kamis, 10 Desember 2015                                
Waktu                     : 08.30 - selesai
Tempat                   : Instalassi pengelolaan Air Jebres

B. HASIL KEGIATAN
a)      Profil PDAM
                        PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakatumum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.PDAM Surakarta merupakan Perusahaan Daerah Air Minum yang berada di kota Surakarta yang memiliki visi  yaitu menjadi salah satu PDAM yang terbaik di bidang pelayanan air minum dan air limbah melalui pengelolaan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan misi PDAM Surakarta adalah memberikan layanan air minum dan air limbah kepada masyarakat secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, berperan serta pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD), menegakkan profesionalisme sumber daya manusia, dan melestarikan sumber air. Sumber air baku PDAM Kota Surakarta berasaldari 3 jenissumber air baku yaitu :
1.                   Mata air Cokrotulung dengan kapasitasterpasang 387 l/det.
2.                   26 buah sumur dalamdengankapasitas total 350,10 l/det, yang dilengkapi 5                         InstalasiPengolahan Air (IPA) Fe, Mn.
3.                   Instalasi Pengolahan Air kapasitasterpasang 100 l/det (air bakusungai                                  Bengawan Solo).
                        Selain untuk pengolahan air, tugas lain dari PDAM adalah perencanaan sambungan rumahhinggapemasangannyajugapemasanganpipaperluasankitalaksanakancepatdanakuratsehingga program cakupanpelayanandiharapkanakanbisasegeratercapai. Selainmendistribusikan air BidangDistribusijugamenanganiMeter AirdenganfasilitasLaborat. Meter Air termasukperbaikan meter air pelanggan.      
C. PEMBAHASAN
       Di dalam Instalasi Pengolahan Air di Jebres, Surakarta terdapat beberapa bangunan atau alat-alat yang digunakan untuk proses pengolahan air, yaitu :
1.         Bangunan Intake
            Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant

2.        Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a)      Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
b)      Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

c)      Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

d)     Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Proses filtrasi adalah proses terakhir dari pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3)    Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di PDAM atau Instalasi Pengolahan Air yang ada di Jebres, Surakarta yaitu melalui bangunan intake, water treatment plant ( koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi ), reservoir.

B.     Saran
1.      Pekerja PDAM sebaiknya menggunakan perlengkapan APD yang memadai seperti sepatu boot, masker penutup hidung, sarung tangan, dll.
2.      Peralatan dan bangunan di sekitar PDAM sebaiknya dilakukan perawatan dan pembersihan sehingga tidak ada tempat yang kotor ataupun terdapat genangan air.













Daftar Pustaka




BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
       Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta adalah sebuah perusahaan yang mengelola dan mensuplai kebutuhan air bersih untuk wilayah Surakarta. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, PDAM Surakarta terus melakukan perbaikan pelayanan dengan meningkatkan kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas produksi dan juga melalui perbaikan- perbaikan sistem jaringan distribusi.
       Sistem jaringan distribusi yang diterapkan oleh PDAM Surakarta adalah "Sistem Jaringan Tertutup". Air yang didistribusikan berasal dari beberapa sumber mata air, instalasi pengolahan air (IPA) dan sejumlah sumur dalam yang tersebar diseluruh wilayah Surakarta. Dengan sistem jaringan tertutup tersebut PDAM Surakarta berharap dapat mendistribisikan air bersih secara merata dan seimbang diseluruh lokasi jaringan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Air bersih dari sumber-sumber tersebut ada yang langsung didistribusikan kepada pelanggan dan ada pula yang ditampung kedalam reservoir-reservoir sebagai pusat penampungan air sementara untuk menjaga air yang didistribusikan agar tetap berada pada tekanan tertentu.
       PDAM Surakarta memiliki kapasitas produksi sebesar 895,61 liter/detik. Sumber tersebut diambil dari sumber mata air Cokrotulung yang menggunakan sistem gravitasi dengan kapasitas produksi 387 liter/detik, 26 buah sumur dalam yang menggunakan sistem pompa dengan kapasitas total 476,73 liter/detik dan air baku dari Instalasi Pengolahan Air Jurug dengan kapasitas produksi 31,88 liter/detik. Selain sumber-sumber air tersebut PDAM Surakarta juga memiliki beberapa   reservoir   dengan   kapasitas   tampungan   total   sebesar   9.140   m3.
       Dengan  kapasitas  yang  ada  tersebut,  PDAM  Surakarta  baru  mampu melayani kebutuhan air masyarakat Surakarta sebesar 55,77 %, padahal target cakupan pelayanan yang ingin dicapai adalah sebesar 80 % dari seluruh penduduk Kota Surakarta. Cakupan pelayanan yang rendah tersebut akan semakin menurun lagi bila PDAM Surakarta tidak melakukan penambahan kapasitas produksi atau melakukan optimasi jaringan distribusi yang sudah ada, karena disatu sisi kebutuhan air masyarakat Surakarta terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisa kebutuhan air, pada tahun 2010 PDAM Surakarta akan menagalami kekurangan kapasitas produksi sebesar 460 liter/detik, dan tahun 2015 mengalami kekurangan sebesar 635 liter/detik. Maka dari itu, dalam rangka pengembangan ke depan,  PDAM  Surakarta  akan  berupaya  meningkatkan  cakupan  pelayanannya baik melalui program  mendesak, program jangka menengah maupun  program jangka panjang.
       Selain  kondisi  cakupan  pelayanan  yang masih  rendah,  ditemukan  juga permasalahan-permasalahan    lain       seperti  besarnya tingkat kebocoran dan pendistribusian air yang tidak merata. Dengan adanya distribusi air yang tidak merata ini maka sering terjadi kawasan-kawasan tertentu yang mengalami kekurangan air. Kawasan ini biasanya adalah tempat-tempat yang jauh dari jalur- jalur jaringan distribusi utama. Waktu terjadinya kekurangan air biasanya pada saat-saat tertentu yaitu pada jam-jam pemakaian padat pagi hari berkisar antara jam 05.00 hingga jam 07.00 dan sore hari jam 16.00 hingga jam 18.00.
       Dalam  rangka  peningkatan  pelayanan,  terutama  dalam  hal  optimasi jaringan distribusi yang telah ada, terlebih dahulu harus diketahui kondisi sistem distribusi yang ada saat ini, baik itu berupa besarnya aliran pada masing-masing pipa, head (energi persatuan berat air) pada setiap titik, headloss (kehilangan energi) air selama melewati pipa, dan juga besarnya tekanan air pada tiap titik pada pipa. Dengan diketahuinya nilai-nilai parameter jaringan distribusi tersebut maka diharapkan kegiatan optimasi jaringan distribusi akan lebih efektif karena bisa menyesuaikan nilai-nilai parameter tersebut pada suatu lokasi dengan standar yang dibutuhkan.
       Dengan adanya perencanaan optimasi jaringan distribusi yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan PDAM Surakarta. Dengan perencanaan ini diharapkan terjadi keseimbangan antara kemampuan supply dengan demand yang tersebar di seluruh jaringan. Maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis distribusi aliran air yang ada di PDAM Surakarta.
       Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyelesaiakan sistem- sistem persamaan aliran air pada saluran pipa untuk jenis saluran paralel maupun saluran bercabang. Dua metode yang biasa digunakan adalah metode Hardy Cross dan metode Simultaneous Loop Equations. Karena metode Hardy Cross menyelesaiakan setiap persamaan loop secara sendiri-sendiri dan terpisah dari sistem jaringan secara keseluruhan, maka metode ini kelihatan lebih simpel. Berbeda dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Simultaneous Loop Equations. Metode ini menyelesaiakan satu persamaan loop secara simultan dengan melibatkan pengaruh loop-loop yang lain yang ada dalam sistem jaringan.  Walaupun sedikit lebih rumit, namum metode ini akan lebih efektif karena nilai yang optimal akan segera dicapai dengan iterasi yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode Hardy Cross (Ronald V Giles,1986).
       Sebagai pilot cell dalam penelitian ini akan dipilih wilayah Sondakan, mengingat wialayah ini telah terbentuk sebagai satu sub-zone yang jelas. Pada wilayah ini jaringan perpipaan yang ada merupakan jaringan perpipaan yang telah tertutup dan dapat dipisahkan dari sistem jaringan yang lain dengan mudah. Dan selain itu semua jaringan perpipaan telah teridentifikasi dengan baik.
       Untuk itu dalam rangka pembelajaran mata kuliah Penyehatan Air kami mahasiswa Semester 3 prodi D – III Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan kunjungan di PDAM Surakarta agar mengetahui bagaimana proses pengolahan Air baku menjadi air bersih dan siap dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Solo.

B. TUJUAN
1.    Untuk mengetahui bagaimana cara pengolaan air bersih di PDAM Surakarta.
2.    Untuk mengetahui dari mana sumber-sumber air yang di kelola PDAM Surakarta.
3.    Untuk mengetahui indikator-indikator yang di uji coba  dalam proses pengolaan air            bersih di PDAM Surakarta.

C. MANFAAT
1.    Bagi Prodi Kesehatan Lingkungan sebagai pedoman untuk melakukan praktik        lapangan selanjutnya agar memperoleh hasil yang baik.
2.    Bagi PDAM Surakarta agar dapat lebih baik lagi dalam pengolaan air bersih bagi   masyarakat Surakarta



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. PENGERTIAN DAN SEJARAH PDAM
       PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo.
      
       Perusahaan AirMinumSurakartadibanguntahun1929olehPakuBuwonoXpada saatthedakanpada tahun1925. Pelaksanaanpembangunandiserahkanpada NV HoogdrukWater LeidingHoofplaatsSurakartaenOmstreken. Pada jaman pendudukan Jepang, berubah namamenjadi SoloSuido Syo dan diambil alih oleh PemerintahRepublikIndonesiasetelahProklamasi17Agutus1945.Padatanggal 9April1960pengelolaandialihkankepadaDinasPenghasilanDaerahKotamadya DatiIISurakarta.

Untuk  dapat  memenuhi pertumbuhan  dan  perkembangan  perusahaan, maka berdasarkan PeraturanDaerahNomor3tahun1977tanggal21Mei1977, statusdari SeksiAir Minumpada Dinas PendapatanDaerahditingkatkanmenjadi PerusahaanDaerahAirMinumKotamadyaDatiII Surakarta.DanBerdasarkan SuratKeputusanWalikotamadyaKepalaDatiIISurakartaNomor002Tahun 1998tanggal26Juni1998tentang SusunanOrganisasidanTataKerja Perusahaan DaerahAirMinumKotamadyaDaerahTingkatII Surakartayangmenugasi perusahaaniniuntukmengelolaairbersihdanairlimbah.Padatanggal16Januari 2004telahditetapkanPeraturanDaerahKotaSurakartaNo.1Tahun2004tentang Perubahan atas PeraturanDaerah Nomor3 Tahun1977 tersebut di atas.


B. PENGERTIAN AIR MINUM
            Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)

B. SYARAT DAN KUALITAS AIR MINUM
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum, dimanapersyaratan yang dimaksud adalah dari segi kualitas air yang meliputi kualitasfisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Permenkes No.492 TAHUN 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum).Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusiair bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuanstandar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihidosis yang telah ditetapkan. Pengertian standar kualitas air minum adalah batasoperasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan nonteknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi,tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria airmerupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan hubungan dosis dan responefek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur pengotormencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam waktu tertentu.Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakanantara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameterfisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.




BAB II
                                                HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari / tanggal          : Kamis, 10 Desember 2015                                
Waktu                     : 08.30 - selesai
Tempat                   : Instalassi pengelolaan Air Jebres

B. HASIL KEGIATAN
a)      Profil PDAM
                        PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakatumum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.PDAM Surakarta merupakan Perusahaan Daerah Air Minum yang berada di kota Surakarta yang memiliki visi  yaitu menjadi salah satu PDAM yang terbaik di bidang pelayanan air minum dan air limbah melalui pengelolaan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan misi PDAM Surakarta adalah memberikan layanan air minum dan air limbah kepada masyarakat secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, berperan serta pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD), menegakkan profesionalisme sumber daya manusia, dan melestarikan sumber air. Sumber air baku PDAM Kota Surakarta berasaldari 3 jenissumber air baku yaitu :
1.                   Mata air Cokrotulung dengan kapasitasterpasang 387 l/det.
2.                   26 buah sumur dalamdengankapasitas total 350,10 l/det, yang dilengkapi 5                         InstalasiPengolahan Air (IPA) Fe, Mn.
3.                   Instalasi Pengolahan Air kapasitasterpasang 100 l/det (air bakusungai                                  Bengawan Solo).
                        Selain untuk pengolahan air, tugas lain dari PDAM adalah perencanaan sambungan rumahhinggapemasangannyajugapemasanganpipaperluasankitalaksanakancepatdanakuratsehingga program cakupanpelayanandiharapkanakanbisasegeratercapai. Selainmendistribusikan air BidangDistribusijugamenanganiMeter AirdenganfasilitasLaborat. Meter Air termasukperbaikan meter air pelanggan.      
C. PEMBAHASAN
       Di dalam Instalasi Pengolahan Air di Jebres, Surakarta terdapat beberapa bangunan atau alat-alat yang digunakan untuk proses pengolahan air, yaitu :
1.         Bangunan Intake
            Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant

2.        Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a)      Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
b)      Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

c)      Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

d)     Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Proses filtrasi adalah proses terakhir dari pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3)    Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di PDAM atau Instalasi Pengolahan Air yang ada di Jebres, Surakarta yaitu melalui bangunan intake, water treatment plant ( koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi ), reservoir.

B.     Saran
1.      Pekerja PDAM sebaiknya menggunakan perlengkapan APD yang memadai seperti sepatu boot, masker penutup hidung, sarung tangan, dll.
2.      Peralatan dan bangunan di sekitar PDAM sebaiknya dilakukan perawatan dan pembersihan sehingga tidak ada tempat yang kotor ataupun terdapat genangan air.
  

Daftar Pustaka




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar