LAPORAN
PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
TENTANG
FERMENTASI ”PEMBUATAN YOGHURT”
Tugas
Ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah
Penyehatan
Makanan dan Minuman-B
Disusun
oleh :
1.
AGUNG
HARIYADI P07133114002
2.
AMALIA
NASTITI P07133114006
3.
ANGGRAHITA
GADIS M P07133114007
4.
DESSI
ENGGAR NASTITI P07133114011
5.
DYAH
AJENG RIZKI N P07133114015
6.
ERNI
LESTARI P07133114017
7.
GALIH
ELDA PRATIWI P07133114021
8.
HESTY
KARTIKA DEWI P07133114022
9.
INDAH
MULYANI P07133114024
10. MUKTI LESTARI P07133114027
11. PRADITA NANDA K P07133114030
12. PUSPA ARUM P07133114031
13. TIARA IKKA PUTRI P07133114038
14. UMNIYATUL FUADAH P07133114022
D-III JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
REGULER A SEMESTER III
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minuman
susu fermentasi (yoghurt) adalah produk minuman yang berasal dari susu sapi
yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat
(BAL) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. BAL berpotensi sebagai
antikolesterol,karena adanya Eksopolisakarida/EPS (Kunaepah, 2008). BAL
mengolah gula susu alami menjadi asam laktat, sehingga pH yoghurt berkisar
antara 4-5. Pada pH ini dapat mencegah terjadinya perbanyakan sel (proliferasi)
dari bakteri pathogen (Nanda, 2008). Saat ini Indonesia merupakan negara
terendah dalam mengkonsumsi susu dibandingkan negara lain di wilayah Asia
Tenggara (Ruygrok, 2010). Konsumsi susu di Indonesia 11,7 liter susu perkapita
per tahun, sedangkan konsumsi susu di Vietnam 15 liter susu perkapita per tahun, Malaysia 27
liter susu perkapita per tahun, dan Thailand 30
liter susu perkapita per tahun (Faiq, 2010).
Konsumsi
susu yang rendah ini disebabkan daya beli masyarakat yang masih rendah dan masih tingginya harga susu bagi sebagian
besar masyarakat (Bachruddin, 2010). Oleh
karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengurangi harga jual produk
berbahan baku susu. Salah satu upaya peningkatan konsumsi susu dengan harga
yang dapat dijangkau dan mempunyai
sifat fungsional adalah dengan pencampuran bahan pangan fungsional dengan harga
yang terjangkau. Kriteria
Standardisasi Nasional Indonesia
(SNI, 1992) minuman susu fermentasi (yoghurt) harus
memiliki kriteria yaitu memiliki kandungan
lemak maksimal 3,8% b/b, protein
minimal 3,5% b/b, kadar abu maksimal
1,0% b/b, dan jumlah asam (dihitung
sebagai asam laktat) 0,5 – 2,0 % b/b.
Yoghurt merupakan salah satu olahan susu
yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang
baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Di pasaran yoghurt terbagi dalam
dua jenis, yang pertama adalah yoghurt plain yaitu yoghurt tanpa rasa tambahan
dan yang kedua adalah drink yoghurt yaitu yoghurt plain yang oleh produsen
telah ditambahkan perasa tambahan buah-buahan seperti rasa strawberry, jeruk
ataupun leci.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
prinsip-prinsip pembuatan Yoghurt?
2.
Mikroorganisme
apa saja yang berperan dalam pembuatan Yoghurt?
3.
Proses
apa saja yang terjadi dalam pembuatanYoghurt?
C.
TUJUAN
1.
Dapat
menyebutkan prinsip-prinsip pembuatan yoghurt.
2.
Dapat
menulis mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt.
3.
Dapat
menerangkan proses yang terjadi dalam pembuatan yoghurt.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Judul Kegiatan
Rencana
pembuatan dan pemeriksaan kualitas yoghurt.
B.
Prinsip-prinsip Pembuatan Yoghurt
Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi, proses inis angat lambat dan tidak terduga karena tergantung bakteri yang melekat di dalamsusu
(Julene, 2011). Bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gulasusu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dancita rasa. Menurut
Frazier danWesthoff (1978), starter atau bakteri terbaik untuk pembuatan yoghurt adalah campuran L.
Bulgaricus dan S. thermophillus. Dosis starter yang diberikan akan mempengaruhi
tingkat keasaman yoghurt yang dihasilkan. Biasanya dengan dosis 2-5% starter
yoghurt yang aktif dalan suhu inkubasi 45° C selatna 4-6 jam akin menghasilkan
yoghurt dengan keasaman 0,7-1,0% (Dewipadma, 1978).
Yoghurt
pada umumnya dibuat dari susu segar, susu ini dapat berupa susu cair langsung tetapi yang perlu diperhatikan, susu yang digunakan harus susu putih (Rocha, 2009). Yoghurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu bergantung pada kekentalan produk yang diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yoghurt juga dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu nabati (susu kacang-kacangan).
Pembuatan
yoghurt dilakukan dengan proses fermentasi, dengan proses fermentasi ini maka
rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi asam
laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak diinginkan rasa yang
tidak terlalu asam, tambahkan zat
pemanis (gula, sirup) maupun berbagai flavour buatan dari buah-buahan misalnya
strawberry, nenas, mangga, jambu, dan sebagainya.
Inkubasi
adalah proses pertumbuhan biakan bakteri atau perbanyakan biakan dengan
menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai (Javetz et al., 1980). Lingkungan dalam hal ini adalah suhu, merupakan
faktor terpenting pada inkubasi yang akan mempengaruhi terhadap
perkembangbiakan asam laktat dari yoghurt (Singh et al., 1980). Menurut Frazier dan Westhoff (1978) suhu dan lama
inkubasi perlu diperhatikan agar dapat dicegah terjadinya dorninasi oleh salah
satu galur biakan atau spesies lain.
C.
Mikroorganisme yang
berperan dalam Pembuatan Yoghurt
Yoghurt
adalah salah satu produk susu terkoagulasi (mengental), diperoleh dari
fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir harus
hidup aktif dan berlimpah. Kerja bakteri asam laktat memfermentasikan susu
ternyata meningkatkan kandungan gizi yoghurt. Khususnya vitamin B-kompleks, di
antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin),
vitamin B6 (piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin. Sederet
vitamin tersebut membantu meningkatkan kesehatan sistem reproduksi, kekebalan
tubuh, dan ketajaman fungsi berpikir. Dengan rajin minum yoghurt, terutama yang
murni/polos, dapat merangsang tubuh mempercepat proses peremajaan sel. Bagi orang
yang selalu diare setiap kali minum susu karena menderita intoleransi laktosa
(lactose intolerance) akan aman-aman saja jika minum yoghurt. Proses fermentasi
telah menguraikan sebagian besar gula susu (laktosa) menjadi komponen-komponen
sederhana.
D.
Proses dalam Pembuatan
Yoghurt
Proses pembuatan
yoghurt adalah sebagai berikut :
1.
Pasteurisasi
Perebusan susu harus selalu di
aduk-aduk agar susu tidak menggumpal dan mencegah koagulasi protein. Pemanasan
biasanya dilakukan pada suhu 85 °C selama 30 menit. Tujuan pemanasan tersebut
diantaranya : agar tidak banyak bakteri yang hidup dalam susu yang dapat
mengalahkan bibit dan untuk menguapan sebagian air agar kekentalan media (susu)
sesuai untuk pertumbuhan bibit laktat.
Dalam persiapan pembuatan kultur
bibit, mikroorganisme Lactobacillus
bulgarius dan Streptococcus
thennophilus masing-masing dibiakan dalam susu atau whey secara terpisah.
Agar aktivitas mikroorganisme tersebut tidak menurun sebaliknya kultur bibit
dipindahkan secara berkala ke dalam medium (susu) yang baru. Pada umumnya
kultur cair seperti ini mengandung 109 mikroba/ml kultur starter.
2.
Pendinginan
Susu didinginkan hingga suhu
mencapai 40 °C. Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup.
3.
Inokulasi
Penanaman bibit yoghurt dilakukan
sebanyak 6 sendok makan untuk satu liter susu murni lalu dilakukan pengadukan
hingga merata. Penambahan bakteri dilakukan dengan teknik aseptik (didekat
api), untuk menghindari kehilangan sifat-sifat khusus kultur akibat transfer
berulang-ulang. Kultur dikering bekukan atau diliofilisasi. Kultur kering ini
perlu diaktifkan dan pencairan kembali sebelum digunakan. Jumlah pemberian
bibit campuran (yaitu L. bulgaricus dan
S. thennophilus dalam jumlah yang
sama) biasanya 2 – 5 persen dari susu yang digunakan.
4.
Pendinginan
Pendinginan dilakukan hingga suhu
kamar ± 27 °C. Ditempatkan di tempat sedang (tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil) yang kedap udara.
5.
Inkubasi
Yoghurt dimasukkan ke dalam
inkubator dengan suhu konstan berkisar antara 40 °C- 50 °C. Yoghurt didiamkan
selama 4-12 jam di dalam inkubator (ini merupakan proses fermentasi). lnkubasi
atau fermentasi yoghurt dapat dilakukan pada suhu kamar ataupun suhu 45 °C.
Pada suhu lebih tinggi aktivitas mikroba akan semakin tinggi. lnkubasi pada
suhu ruang memerlukan waktu 14 sampai 16 jam sedangkan inkubasi pada suhu 45 °C
hanya memerlukan waktu sekitar 4 - 6 jam. Selama inkubasi, susu mengalami
penggumpalan yang disebabkan menurunnya pH akibat aktivitas kultur/bibit. Pada
mulanya Steptococus menyebabkan penurunan
pH hingga 5,0 sampai 5,5 selanjutnya pH menurun hingga 3,8 sampai 4,5 karena
aktivitas Lactobacillus. Selain itu,
selama inkubasi akan terbentuk flavor karena terbentuknya asam laktat,
asetaldehid, asam asetat dan diasetil.
6.
Filtrasi
Yoghurt yang telah jadi disaring.
Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang padat/gel dengan bagian yang
cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di dekat api sehingga
bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari kontaminasi. Bagian
yang padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang cair berisi
bakteri Lactobacillus sp yang dapat
digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.
7.
Pencampuran.
Gula cair dan perisa makanan
dimasukkan ke dalam yoghurt lalu diaduk sampai tercampur.
8.
Pengemasan.
Yoghurt dimasukkan ke dalam botol
kemudian ditutup botolnya.
9.
Penyimpanan.
Yoghurt dimasukkan ke dalam kulkas.
Selama penyimpanan setelah inkubasi, yoghurt mengalami penurunan pH secara
terus menerus. Penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi akan mempercepat
penurunan pH yoghurt. Yoghurt yang disimpan pada suhu 4 °C selama 6 hari akan
mengalami penurunan pH dari 4,68 menjadi 4,15. Oleh karena itu, untuk mempertahankan
cita rasa dan aroma, yoghurt hasil fermentasi harus disimpan ditempat dingin.
E.
Prosedur pembuatan
Yoghurt
1. Alat dan bahan
ALAT
|
Thermometer
|
Inkubator
|
Panci
|
Wadah
|
Pengaduk
|
Botol yoghurt
|
Gelas ukur
|
Lemari es
|
BAHAN
|
Susu UHT / Susu plain
|
Penambah rasa
|
Bibit yoghurt
Berasal dari
yakult dan yoghurt plain merek cimory (cair) dan biokul (kental/sedikit
padat)
|
Essence (nanas)
|
2. Proses Pembuatan Yoghurt.
Setelah alat dan bahan tersedia,
mulailah proses pembuatan yoghurt:
3. Standar Mutu Yoghurt
Syarat mutu yoghurt berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2981-1992, adalah sebagai berikut:
No
|
Kriteria Uji
|
Spesifikasi
|
1.
|
Keadaan
- Penampakan
- Bau
- Rasa
- Konsentrasi
|
- Cairan kental sampai semi padat
- Normal/khas
- Asam/khas
- Homogen
|
2.
|
Lemak : %
; b/b
|
Maks. 3,8
|
3.
|
Bahan
Kering Tanpa Lemak : % ; b/b
|
Maks. 8,2
|
4.
|
Protein:
% ; b/b
|
Maks. 3,5
|
5.
|
Abu
|
Maks. 1.0
|
6.
|
Jumlah
asam (sebagai laktat) : % ; b/b
|
0,5 – 2,0
|
7.
|
Cemaran logam
- Timbal (Pb): mg/kg
- Tembaga (Cu) : mg/kg
- Seng (Zn) : mg/kg
- Timah (Sn) : mg/kg
- Raksa (Hg) : mg/kg
- Arsen (As) : mg/kg
|
Maks.0,3
Maks. 20
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
|
8.
|
Cemaran mikroba
- Bakteri coliform
- E.coli ; APM/g
- Salmonella
|
Maks. 10
< 3
Negatif / 100 gram
|
BAB
III
PELAKSANAAN
KEGIATAN
Percobaan
I :
Pada
tanggal 1 Desember 2015dilakukan penanaman bibit bakteri pada media NA yang
diambil dari yakult, lalu diinkubasi dalam inkubator 370C selama
1x24 jam. Setelah 1x24 jam dilakukan pengecekan.
Percobaan
II :
Pada
tanggal 2 Desemberdilakukan penanaman bibit bakteri pada media NA yang diambil
dari cimory plain cair dan biokul plain padat, lalu diinkubasi dalam inkubator
370C selama 1x24 jam. Setelah 1x24 jam dilakukan pengecekan
pertumbuhan bakteri pada media NA. Setelah dipastikan bahwa bakteri telah tumbuh,
langkah selanjutnya adalah melakukan pasteurisasi pada susu segar. Setelah
pasteurisasi selesai, dilakukan pendinginan pada suhu ruang. Selanjutnya,
dilakukan inokulasi bibit bakteri dari cimory plain cair dan biokul plain
padat, masing-masing pada 50 ml susu. Kemudian, starter susu tersebut
diinkubasikan selama 1x24 jam. Setelah 1x24 jam, starter susu tersebut
dicampurkan pada susu segar yang telah dipasteurisasi dan telah didinginkan.
Selanjutnya, susu tersebut disimpan dalam lemari es selama 1 minggu.
Percobaan
III :
Pada
tanggal 14 Desember 2015 dilakukan pasteurisasi susu segar sebanyak 1 liter,
kemudian didinginkan. Setelah dingin, susu dibagi menjadi dua dan dimasukkan ke
dalam dua botol yang masing-masing berisi 500 ml susu. Botol pertama dicampur
dengan satu botol yakult (65 ml) dan botol kedua dicampur dengan biokul plain
padat sebanyak 4 sendok makan. Lalu kedua botol tersebut diinkubasikan selama
1x24 jam.
B. Jobdesk
No.
|
Nama
|
Tugas
|
1.
|
Agung
hariyadi
|
Membeli susu dan bakteri
|
2.
|
Amalia
nastiti
|
Menyiapkan alat yang diperlukan
|
3.
|
Anggrahita
gadis
|
Menyiapkan alat yang diperlukan
|
4.
|
Dessi
enggar nastiti
|
Memanaskan susu
|
5.
|
Dyah
ajeng rizki
|
Mendinginkan sampai suhu 40°
|
6.
|
Erni
lestari
|
Menanam bakteri
|
7.
|
Galih
elda pratiwi
|
Mendinginkan sampai suhu 27°
|
8.
|
Hesty
kartika dewi
|
Menginkubasi susu dan memantau susu saat di inkubasi
|
9.
|
Indah
mulyani
|
Menginkubasi susu dan memantau susu saat di
inkubasi
|
10.
|
Mukti
lestari
|
Memfiltrasi susu setelah di inkubasi
|
11.
|
Pradita
nanda k
|
Melakukan pencampuraan susu dengan bahan
bahan lainya dan mengaduk hingga rata
|
12.
|
Puspa
arum
|
Melakukan pencampuraan susu dengan bahan
bahan lainya dan mengaduk hingga rata
|
13.
|
Tiara
ikka putri
|
Melakukan pengemasan dengan memasukkan susu
yang telah di olah ke dalam botol steril
|
14.
|
Umniyatul
fuadah
|
Melakukan pengemasan dengan memasukkan susu
yang telah di olah ke dalam botol steril
|
C. Tugas pemeriksaan
No.
|
Nama
|
Tugas
|
1.
|
Agung
Hariyadi
|
Organoleptik (2 jam pertama)
|
2.
|
Amalia Nastiti
|
Organoleptik (2 jam pertama)
|
3.
|
Anggrahita
Gadis M
|
Organoleptik (2 jam kedua)
|
4.
|
Dessi
Enggar Nastiti
|
Organoleptik (2 jam kedua)
|
5.
|
Dyah
Ajeng Rizki N
|
Organoleptik (2 jam ketiga)
|
6.
|
Erni Lestari
|
Organoleptik (2 jam ketiga)
|
7.
|
Galih
Elda P
|
Organoleptik (2 jam keempat)
|
8.
|
Hesty Kartika
Dewi
|
Organoleptik (2 jam keempat)
|
9.
|
Indah
mulyani
|
Organoleptik (2 jam kelima)
|
10.
|
Mukti
lestari
|
Organoleptik (2 jam kelima)
|
11.
|
Pradita
nanda k
|
E.Coli
|
12.
|
Puspa
arum
|
E.Coli
|
13.
|
Tiara
ikka putri
|
E.Coli
|
14.
|
Umniyatul
fuadah
|
E.Coli
|
D. Anggaran Dana
No.
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Jumlah Harga
|
1.
|
Susu sapi
|
4
|
liter
|
Rp 6.000,00
|
Rp 24.000,00
|
2.
|
Bibit Yoghurt
|
25
|
Sachet
|
Rp 5.000,00
|
Rp 125.000,00
|
3.
|
Gula Pasir
|
0,5
|
Kg
|
Rp 12.000,00
|
Rp 6.000,00
|
4.
|
Bubuk perisa
|
1
|
sachet
|
Rp 10.000,00
|
Rp 10.000,00
|
5.
|
Wortel
|
0,5
|
Kg
|
Rp 10.000,00
|
Rp 5.000,00
|
Jumlah
|
Rp 170.000,00
|
BAB
V HASIL DAN PEMBAHASAN
PercobaanI : Gagal
PercobaanII : Basi
Percobaan III : Berhasil
Hasil Uji Organoleptik percobaan
III
Bibit Yakult
Uji
Organoleptik
|
Waktu dan Tanggal
|
Parameter
|
|||
Bau
|
Warna
|
Rasa
|
Tekstur
|
||
Uji
Organoleptik I
|
11.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, ada manis-manisnya
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji
Organoleptik II
|
13.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, ada manis-manisnya
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji
Organoleptik III
|
15.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, ada manis-manisnya
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji
Organoleptik IV
|
17.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, ada manis-manisnya semakin nyata(rasa Yakult)
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji Organoleptik
V
|
23.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, rasa manis-manisnya semakin berkurang
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji
Organoleptik VI
|
07.00 WIB
17 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, rasa manis-manisnya mulai berkurang
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan
|
Uji
Organoleptik VII
|
19.00 WIB
17 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar, sudah tidak ada rasa manis
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan semakin besar
|
Uji
Organoleptik VIII
|
10.00 WIB
18 Des
2015
|
Bau
Yogurt seperti susu agak asam
|
Putih
susu
|
Rasa Asam
semakin nyata dan tawar, sudah tidak ada rasa manis
|
Cair,
sedikit kental, ada gumpalan semakin besar
|
Bibit Biokul
Uji
Organoleptik
|
Waktu dan Tanggal
|
Parameter
|
|||
Bau
|
Warna
|
Rasa
|
Tekstur
|
||
Uji
Organoleptik I
|
11.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental
halus
|
Uji
Organoleptik II
|
13.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental halus
|
Uji
Organoleptik III
|
15.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental
halus
|
Uji
Organoleptik IV
|
17.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental
halus
|
Uji
Organoleptik V
|
23.00 WIB
16 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental
halus
|
Uji
Organoleptik VI
|
07.00 WIB
17 Des
2015
|
Bau
Yogurt + aroma essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam
|
Kental
halus, mengendap
|
Uji
Organoleptik VII
|
19.00 WIB
17 Des
2015
|
Bau aroma
essens nanas
|
Putih
susu
|
Asam dan
tawar
|
Kental,
halus
|
Uji
Organoleptik VIII
|
10.00 WIB
18 Des
2015
|
Bau aroma
essens nanas yang nyata
|
Putih
susu
|
Semakin
asam dan tawar
|
Kental,
halus
|
Hasil Uji Ecoli
Bibit
Yogurt
|
Ragam
|
Jumlah
tabung positif
|
Index MPN
|
Yakult
|
5,1,1
|
3,0,0
|
9
|
Biokul
|
5,1,1
|
2,0,0
|
5
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar