Laporan Identifikasi Nyamuk
Disusun Oleh :
HESTY KARTIKA DEWI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan
oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk.
Nyamuk merupakan salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya
dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan
kematian pada manusia.
Nyamuk dapat berkembang biak di
tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya beda pula
jenis nyamuk yang ada. Telah banyak penyakit-penyakit yang di temukan pada
manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah demam
berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan
sangat menggangu kesehatan manusia sendiri
Maka
dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman
warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian
tubuh nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia
dan bagaimana siklus hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.
B. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui atau mengidentifikasi jentik dari spesies nyamuk.
2. Untuk
mengetahui spesies dan ciri – ciri dari nyamuk dewasa.
BAB
II
IDENTIFIKASI
JENTIK NYAMUK
A. Landasan Teori
Bagian-bagian tubuh nyamuk yang di pakai untuk mengenal jenis Nyamuk antara
lain
1. Ukuran dan bagian-bagian tubuh nyamuk
2. Percabangan urat sayap
3. Bentuk, jumlah dan warna sisik atau bulu-bulu yang terdapat pada
bagian-bagian tubuh nyamuk.
Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama
dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam
siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu :
Stadium dewasa → telur → pupa /
kepompong
Keterangan :
Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup dialam bebas, sedangkan ketiga
stadium yang hidup dan berkembang didalam air.
Berdasarkan
kesenangannya nyamuk suka mencari darah, dikenal 2 golongan nyamuk yaitu :
1)
Nyamuk yang senang mencari darah orang
2)
Nyamuk yang senang mencari darah binatang
Waktu keaktifan
mencari darah bagi nyamuk berbeda-beda, di bedakan atas :
a)
Nyamuk yang aktif pada waktu malam hari misalnya : Anopheles dan Cule
b)
Nyamuk yang aktif pada waktu siang hari misalnya : Aedes
Untuk tiap jenis nyamuk tipe breeding places yang berlainan. Nyamuk Culex dapat
berkembang disembarang tempat air, Aedes hanya mau di tempat air yang airnya
cukup bersih dan tidak kontak langsung dengan tanah. Mansonia senag di kolam,
rawa-rawa, danau yang banyak tanaman airnya. Sedangkan Anopheles kesenanganya
untuk memilih breeding places sangat bervariasi.
Ciri-ciri Nyamuk
Nyamuk Aedes :
1) Hampir seluruh bagian tubuh terdapat warna putih keperak-perakan dapat
digunakan sebagai alat (pedoman) identifikasi aedes
2) Pada kai terdapat garis-garis putih
3) Fedding Habitat Jam 09.00-11.00 Wib (Pagi) dan 16.00-17.00 Wib (Sore)
mangsanya khusus manusia.
4) Jarak terbang maksimal 200 meter dari sarang
5) Reesting Places : di dalam rumah terutama di tempat-tempat yang gelap dan
lembab, di dinding-dinding rumah, gorden, yang warna-warna gelap.
Nyamuk
Anopheles :
1) Palpinya hampir sama panjang dengan
Probocis
2) Sayap bernoda
3) Posisi mengigit istirahat tidak sejajar
(membentuk sudut)
2.3
Siklus Hidup Nyamuk
genera termasuk Anopheles,Culex, , Aedes,.
Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik,
tubuh yang langsing, dan enam
kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm. Nyamuk
mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva,
pupa, dan dewasa .
2.3.1 Telur
Telur nyamuk biasanya diletakkan
pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh
induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor
ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan,
induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1
mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa
spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu
rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Telur berada pada masa periode inkubasi
(pengeraman). inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva
mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. Sampai siklus
pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan menjadi larva nyamuk
2.3.2 Larva
Larva nyamuk memiliki kepala yang
berkembang dengan baik. Larva bernapas melaluispirakel yang
terletak pada segmen perut kedelapan, atau melalui siphon, dan karena itu harus
sering muncul ke permukaan.. Larva menghabiskan sebagian besar waktu
mereka untuk makanganggang , bakteri ,
dan mikro-organisme lain. Mereka menyelam di bawah permukaan hanya bila terganggu.
Larva berenang dengan gerakan tersentak-sentak dari seluruh tubuh. Larva
berkembang melalui empat tahap, atau instar ,
setelah itu mereka bermetamorfosis menjadi kepompong. Pada
akhir setiap instar, yang berganti bulu larva, exoskeleton shedding mereka,
atau kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut.
2.3.3
Pupa
Setelah berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi.
Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan
terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan
kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk
muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan
Kepala dan dada digabung
menjadi cephalothorax dengan
perut melengkung di bawahnya.. Seperti halnya larva, pupa harus datang ke
permukaan sering untuk bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang terompet
pernafasan pada cephalothorax tersebut. Selama tahap ini pupa tidak makan.
Setelah beberapa hari, pupa naik ke permukaan air, nyamuk dewasa muncul. Nyamuk
harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya
kakinyalah menyentuh permukaan air.
2.3.4
Dewasa
Nyamuk memiliki mulut yang
disesuaikan untuk menembus kulit tumbuhan dan hewan. Sementara laki-laki
biasanya nektar dan jus tanaman, wanita perlu mendapatkan gizi dari menghisap
darah sebelum dia dapat menghasilkan telur.
Durasi dari telur menjadi dewasa
bervariasi antara spesies dan sangat dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa dalam
sebagai hanyalima hari, tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi tropis.
Variasi ukuran tubuh nyamuk dewasa tergantung pada kerapatan populasi larva dan
suplai makanan di dalam air. Panjang dewasa bervariasi tetapi jarang lebih
besar dari 16 mm (0,6 in) , dan berat sampai dengan 2,5 mg.
Semua nyamuk memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian: kepala , dada dan perut.
Nyamuk betina juga akan
memakan sumber gula untuk energi tetapi biasanya memerlukan darah untuk
pengembangan telur. Setelah menghisap darah, nyamuk betina akan beristirahat
selama beberapa hari untuk pematangan telur. Proses ini tergantung pada suhu,
namun biasanya berlangsung 2-3 hari dalam kondisi tropis..
Kepala memiliki mata,
banyak-tersegmentasi antena .
antena ini untuk mendeteksi bau host. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya
memiliki probosis panjang
untuk menembus kulit untuk menghisap darah.
Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur, kebanyakan nyamuk
betina perlu menghisap darah untuk
mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina,
dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari
satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap
darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang
lain. (http://beny-ardianto.blogspot.com/2011/12/survey-jenis-jenis-nyamuk.html
)
B.
Metode Kerja
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Object glass
c.
Deck glass
d.
Pipet tetes
e.
Tissue
f.
Wadah berisi air
2.
Bahan
Jentik
nyamuk
3.
Prosedur kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
b. Jentik nyamuk pada bak penampung
diambil menggunakan pipet.
c. Tuang air bersama jentik dalam
wadah.
d. Letakkan jentik nyamuk pada object
glass menggunakan pipet(dalam posisi telungkup).
e. Tutup menggunakan deck glass.
f. Amati morfologi nyamuk tersebut
menggunakan mikroskop perbesaran 10x-40x.
C.
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil Pengamatan
1.1
Tempat
: WC Aula kiri Farmasi
Jenis
container
: Bak
air
= 1
Tempayan
= -
Kondisi
air
:
warna
= tidak berwarna
Jernih
/ keruh
= jernih
Dasar
bak
= agak berlumut.
Jumlah jentik
nyamuk
= 1 – 2 jentik.
1.2
Tempat
: WC blakang dapur Gigi.
Jenis
container
: bak
air
= 1
Tempayan
= -
Kondisi
Air
:
warna
= tidak berwarna
Jumlah
jentik
nyamuk
= lebih dari 5 jentik nyamuk.
2.
Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan
jentik nyamuk, praktikan menemukan jentik nyamuk Aedes albopictus dimana
morfologi tubuhnya terdairi dari pecten, comb scale, sifon. Pada sifon terdapat
satu pasang bulu. Pada abdomen dijumpai bulu-bulu kecil. Sifon pada tubuh
jentik berfungsi sebagai corong udara. Comb scale pada jentik bisa mempermudah
untuk membedakan antara jentik anopeles, aedes dan culex karena hanya jentik
nyamuk aedes yang memiliki comb scale.
Pada stadium larva (jentik), kelangsungan hidup jentik dipengaruhi oleh suhu,
pH, air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeruhan serta adanya predator.
Ditempat perindukannya, larva aedes tampak bergerak aktif, dengan
memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara
berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan
shiponnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada
permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut
dengan permukaan air. Larva aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8
dan tahan terhdap air dengan kadar garam 10-59,5 mg/L. Larva aedes aegypti
instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi
pupa
3.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk pada larva / jentik nyamuk yang di
ambil dari bak mandi dapur makan jurusan kesehatan Gigi disimpulkan bahwa jenis
nyamuk yang di identifikasi adalah Aedes Albopictus.
BAB III
IDENTIFIKASI NYAMUK DEWASA
A. Landasan teori
Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing
serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk
membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat
daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan
pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose (Lestari,
2009). Palpus dapat digunakan sebagai kunci identifikasi karena
ukuran dan bentuk palpus masing-masing spesies berbeda.
Sepasang palpus terletak
diantara antena dan proboscis. Palpus merupakan
organ sensorik yang digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida dan mendeteksi
tingkat kelembaban. Proboscis merupakan bentuk mulut
modifikasi untukmenusuk. Nyamuk betina mempunyai proboscis yang
lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian
tepi sayap yang bersisik (Lestari, 2009). Menurut Thielman dan Hunter
(2007) dalam Lestari (2009), dada terdiri atas protoraks,
mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar dan
pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan
saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks. Nyamuk memiliki sayap
yang panjang, transparan dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan
dilengkapi dengan sisik. Kaki terdapat pada setiap segmen dan dilengkapi dengan
sisik. Perut nyamuk tediri atas sepuluh segmen, biasanya yang terlihat segmen
pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi
menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap, akan
tetapi segmen 9 dan 10 biasanya tidak terlihat dan memiliki cerci yang
melekat pada segmen ke 10. Beberapa jenis nyamuk, seperti Culex dan Mansonia memiliki
ujung perut yang tumpul (Lestari, 2009). Nyamuk jantan dan betina dewasa
perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru
disusul nyarnuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat
sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina
keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari
darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan
telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban
serta species dari nyamuk (Lestari, 2009). Bagian mulut pada nyamuk betina,
membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian
kasus, burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk
betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan kebanyakan nyamuk betina
perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan
berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk
menghisap darah (Lestari, 2009).
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan
tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan
gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua
garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari
spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau
terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua (Nursakinah,
2008). Nyamuk ini hidup di dalam dan di sekitar rumah. Nyamuk betina lebih
menyukai darah manusia (anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk
ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari
antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan
berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Gandahusada, 1998).
Nyamuk A.
albopictus memiliki kesamaan morfologi dengan A.aegypti.
Perbedaan keduanya terletak pada garis putih yang terdapat pada bagianscutumnya. Scutum
A.albopictus berwarna hitam hanya berisi satu garis putih tebal di
bagian dorsalnya (Gandahusada, 1998). Nyamuk betina aktif di luar ruangan yang
teduh dan terhindar dari angin. Nyamuk ini aktif menggigit pada siang hari.
Puncak aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun
diketahui pada pagi hari dan petang hari (Lestari, 2009).
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan
penyakit malaria. Ciri nyamuk ini adalah hinggap dengan posisi menukik atau
membentuk sudut Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya
berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari
(Gandahusada, 1998).
Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi
peningkatan pada pukul 23.00 WIB kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul
02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan aktivitas menggigit di luar rumah terjadi
peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun dan meningkat lagi pada
pukul 05.00 dini hari.(Rosa, 2009)
Nyamuk C.
quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,proboscis berwarna
gelap tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih pucat pada
bagian bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna
emas dan keperakan di sekitar sisiknya. Sayap berwarna gelap, kaki belakang
memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki berwarna
gelap kecuali pada bagian persendian. (Lestari, 2009). Nyamuk C. quinquefasciatus bisa hidup
baik di dalam maupun luar ruangan (Russel, 1996). Spesies ini sering ditemukan
di dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamukyang aktif pada malam hari. Nyamuk
ini lebih menyukai menggigit manusia setelah matahari terbenam (Lestari, 2009).
Nyamuk biasanya meletakkan telur di
tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya kering telur akan rusak dan
mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda – beda tergantung dari
jenisnya.
1. Nyamuk Aedes
Meletakkan telur
dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel pada permukaan benda
yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya
2. Nyamuk anopeles
Meletakkan telurnya dipermukaan air satu
persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat
pengapung.
3. Nyamuk culex
Meletakkan telur
diatas permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga
mampu untuk mengapung, sedangkan jentiknya menggantung di air (Nurmaini, 2001).
B.
Metode Kerja
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Lup
c.
Kloroform
d.
Jarum pentul
e.
Kain kasa
f.
Tabung reaksi
g.
Kapas.
2. Bahan
Jenis nyamuk dewasa.
3.
Prosedur kerja
a.
Nyamuk yang telah dewasa dikeluarkan
dengan cara memasukkan tabung reaksi dalam wadah penampung ( yang ditutupi kain
kasa ).
b.
Teteskan 1 – 2 tetes kloroform pada
kapas, letakkan kapas diatas tabung reaksi.
c.
Tunggu beberapa menit, setelah
nyamuk tersebut pingsan nyamuk di tusuk dengan pentul dan di identifikasi
dengan menggunakan lup.
C.
Hasil
Hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk yang di ambil dari bak mandi dapur
makan jurusan kesehatan Gigi yaitu :
Jenis
Nyamuk
: Aedes aegypti ( betina )
Ciri
–
ciri
:
1. Adanya 2 garis putih lengkung di
kedua sisi lateral dan 2 buah garis putih sejajar di garis median dari
punggungnya yang berwarna dasar hitam.
2. Tidak mempunyai antena hanya
proboscis.
D.
Pembahasan
Nyamuk Aedes aeypti memiliki ciri – ciri : nyamuk dewasa mempunyai panjang
kurang lebih 3 -4 mm. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, dada ( toraks ) dan
perut ( abdomen ). Memiliki warna dasar hitam dengan bintik – bintik putih
terdapat diseluruh tubuhnya dan di kaki akan terbentuk cincin. Memiliki
gambaran atau venasi yang jeas pada sayapnya yang membedakan dengan spesies
yang lainnya. Lyre berupa sepasang garis putih lurus di bagian tengah dan
bagian tepinya berupa garis lengkung berwarna putih.
E.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan identifikasi jenis nyamuk yang berasal dari bak mandi /
penampungan di dapur makan Jurusan Kesehatan Gigi dan Aula kampus dapat
disimpulkan jenis nyamuk yang di identifikasi yaitu spesies Aedes
aegypti.
BAB IV
IDENTIFIKASI JENTIK DAN NYAMUK
DEWASA
A. Landasan teori
B. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi jentik dan
nyamuk dewasa yang hidup di sekitar genangan air sawah di Oepura.
2. Identifikasi ciri-ciri jentik dan
nyamuk dewasa yang hidup di sekitar air sawah.
C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
a. Mikroskop
b. Objek glass
c. Pipet tetes
d. Kasa/ kapas
e. Tabung reaksi
f. Kloroform
g. Jentik nyamuk yang diambil dari
sawah dan nyamuk dewasa di sekitar sawah.
2. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Ambil spesies nyamuk pada wadah yang
sebelumnya yang telah di ambil pada tempat genangan air.
c. Letakkan nyamuk pada objeck glass.
d. Identifikasi jenis spesies nyamuk
menggunakan mikroskop.
D. Hasil Pengamatan
Lokasi : Genangan
air, sawah di Oepura.
Waktu : Pagi hari,
pukul 07.30 WITA.
Lokasi pengambilan sampel digambarkan pada lokasi
pengambilan spesies diambil di got / selokan di sekitar sawah.pada saat
pengambilan spesies diambil di got / selokan di sekitar sawah. Pada saat
pengambilan air dalam posisi tergenang pada selokan dengan keadaan air tidak
mengalir pada selokan.
Hasil : spesies nyamuk Aedes aegypti.
Hasil pengamatan tampak terlihatnya spesies nyamuk Aedes
aegypti yang ditemukan atau didapat dari air got di daerah persawahan.
E. Pembahasan
Nyamuk menyukai tempat
perkembangbiakan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan
terbuka lebar, terletak di dalam maupun di luar rumah seperti tempat
penampungan air : bak mandi, gentong, ember dll. Sedangkan di luar rumah :
kaleng bekas, botol bekas, pot bekas dll.
Nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki
kaki belang dari adanya 2 garis lengkung yang berwarna putih perak di kedua
sisi lateral dan dua buah garis median dari punggungnya yang berwarna dasar
hitam.
F. Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan disimpulkan bahwa spesies nyamuk yang ditemukan yaitu Aedes
aegypti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar